Cerita Di Gunung Gede Bagian 2

Cerita Di Gunung Gede Bagian 2



Kebaya Cream
mssluttyvani.nfss.my.id Size:18.81 MB / Uploaded:23 Jun 2023, 11:14 pm
Jika tidak mengunduh secara otomatis, klik Unduh lagi. Dan jika linknya rusak, silahkan lapor melalui halaman Formulir Kontak blog ini.





"Wah, ini memang jejak badak. Kalian beruntung bisa selamat dari serangan badak," kata Pak Joko.

"Lalu, bagaimana dengan barang-barang kami, Pak? Apakah masih bisa dipakai?" tanya Rara dengan cemas.

"Tenang saja, Nona. Barang-barang kalian masih bisa dipakai. Hanya saja, kalian harus membersihkan dan memperbaiki sedikit. Aku akan membantu kalian," kata Pak Joko dengan ramah.

"Terima kasih banyak, Pak Joko. Kami sangat berterima kasih atas bantuan Anda," kata Riko dengan bersyukur.

"Ya, sama-sama. Ayo, kita segera bersihkan dan perbaiki barang-barang kalian. Kita harus segera melanjutkan perjalanan ke puncak gunung," kata Pak Joko.

Mereka berenam kemudian membersihkan dan memperbaiki barang-barang mereka sebaik mungkin. Mereka juga mengganti tenda yang rusak dengan tenda cadangan yang dibawa oleh Pak Joko. Mereka juga menghitung ulang perbekalan mereka dan memastikan bahwa mereka masih memiliki cukup makanan dan minuman untuk sampai ke puncak gunung.

Setelah semuanya selesai, mereka berenam melanjutkan perjalanan menuju ke puncak gunung. Mereka berjalan dengan semangat dan antusias. Mereka tidak membiarkan kejadian malam itu mengurangi kegembiraan mereka.

Mereka berenam sampai di pos ketiga, yaitu Alun-Alun Suryakencana, sekitar pukul sepuluh pagi. Di sana, mereka melihat sebuah padang rumput yang luas dan indah. Padang rumput itu ditumbuhi oleh bunga-bunga edelweiss yang putih dan bersih. Padang rumput itu juga dikelilingi oleh pohon-pohon pinus yang tinggi dan kokoh.

Mereka berenam sangat kagum dengan pemandangan yang ada di depan mata mereka. Mereka merasa seperti berada di surga. Mereka tidak bisa menahan diri untuk mengambil foto-foto di sana.

Rara sangat senang bisa mengambil foto-foto di padang rumput edelweiss. Dia merasa ini adalah momen yang sangat spesial dan berharga bagi dirinya. Dia mengambil banyak foto dari berbagai sudut dan posisi. Dia juga mengambil foto bersama Riko dan teman-temannya yang lain.

Riko juga sangat senang bisa mengambil foto-foto di padang rumput edelweiss. Dia merasa ini adalah momen yang sangat menyenangkan dan menyegarkan bagi dirinya. Dia mengambil banyak foto dengan kamera yang bagus dan profesional. Dia juga mengambil foto bersama Rara dan teman-temannya yang lain.

Rina, Rudi, dan Raka juga sangat senang bisa mengambil foto-foto di padang rumput edelweiss. Mereka merasa ini adalah momen yang sangat seru dan asyik bagi diri mereka. Mereka mengambil banyak foto dengan kamera yang sederhana dan praktis. Mereka juga mengambil foto bersama Rara, Riko, dan Pak Joko.

Pak Joko juga sangat senang bisa mengambil foto-foto di padang rumput edelweiss. Dia merasa ini adalah momen yang sangat langka dan istimewa bagi dirinya. Dia jarang sekali mendapat kesempatan untuk berfoto di sana karena biasanya dia hanya fokus pada tugasnya sebagai porter. Dia mengambil beberapa foto dengan kamera yang pinjam dari Rara. Dia juga mengambil foto bersama Rara, Riko, Rina, Rudi, dan Raka.

Mereka berenam sangat bahagia bisa berfoto bersama di padang rumput edelweiss. Mereka merasa ini adalah salah satu kenangan terindah yang akan mereka ingat selamanya.

Setelah puas berfoto-foto, mereka berenam melanjutkan perjalanan menuju ke puncak gunung. Mereka berjalan dengan hati-hati karena jalannya semakin curam dan licin. Mereka juga harus melewati beberapa rintangan, seperti batu-batu besar, tanah longsor, dan kabut tebal.

Mereka berenam sampai di puncak gunung sekitar pukul dua siang. Di puncak gunung, mereka melihat sebuah kawah yang besar dan dalam. Kawah itu mengeluarkan asap dan uap yang panas dan berbau belerang. Kawah itu juga memiliki warna yang beragam, dari putih, kuning, hijau, hingga merah.

Mereka berenam sangat terpesona dengan pemandangan yang ada di puncak gunung. Mereka merasa seperti berada di dunia lain. Mereka tidak bisa menahan diri untuk mengambil foto-foto di sana.

Rara sangat bangga bisa mengambil foto-foto di puncak gunung. Dia merasa ini adalah pencapaian yang sangat besar dan memuaskan bagi dirinya. Dia mengambil banyak foto dari berbagai sudut dan posisi. Dia juga mengambil foto bersama Riko dan teman-temannya yang lain.

Riko juga sangat bangga bisa mengambil foto-foto di puncak gunung. Dia merasa ini adalah prestasi yang sangat hebat dan mengagumkan bagi dirinya. Dia mengambil banyak foto dengan kamera yang bagus dan profesional. Dia juga mengambil foto bersama Rara dan teman-temannya yang lain.

Rina, Rudi, dan Raka juga sangat bangga bisa mengambil foto-foto di puncak gunung. Mereka merasa ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa dan menakjubkan bagi diri mereka. Mereka mengambil banyak foto dengan kamera yang sederhana dan praktis. Mereka juga mengambil foto bersama Rara, Riko, dan Pak Joko.

Pak Joko juga sangat bangga bisa mengambil foto-foto di puncak gunung. Dia merasa ini adalah kehormatan yang sangat besar dan berharga bagi dirinya. Dia jarang sekali mendapat kesempatan untuk berfoto di sana karena biasanya dia hanya fokus pada tugasnya sebagai porter. Dia mengambil beberapa foto dengan kamera yang pinjam dari Rara. Dia juga mengambil foto bersama Rara, Riko, Rina, Rudi, dan Raka.

Mereka berenam sangat bahagia bisa berfoto bersama di puncak gunung. Mereka merasa ini adalah salah satu momen terbaik yang akan mereka ingat selamanya.

Setelah puas berfoto-foto, mereka berenam turun dari puncak gunung menuju ke pos ketiga. Di pos ketiga, mereka mendirikan tenda dan bermalam di sana. Mereka makan malam bersama dan bercerita tentang pengalaman mereka di gunung.

Mereka berenam sangat senang bisa mendaki Gunung Gede bersama-sama. Mereka merasa ini adalah salah satu petualangan terkeren yang pernah mereka lakukan.

Mereka berenam tertidur dengan lelap setelah lelah berjalan seharian. Namun, saat mereka tidur, ada sesuatu yang terjadi di luar tenda mereka.

Ada sebuah sosok manusia yang sedang berdiri di dekat tenda mereka. Manusia itu adalah seorang lelaki tua yang berpakaian serba putih. Lelaki itu memiliki rambut putih panjang yang terurai indah di bahunya. Matanya berwarna biru seperti langit dan kulitnya putih bersih seperti salju. Bibirnya merah seperti darah dan senyumnya manis seperti madu.

Lelaki itu adalah Ki Gede Pangrango, leluhur penduduk Jawa Barat yang diyakini sebagai penjaga Gunung Gede.

Ki Gede Pangrango datang ke tenda Rara dan teman-temannya karena dia merasakan ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Dia melihat ada enam orang muda yang sedang tidur di dalam tenda. Enam orang muda itu adalah Rara, Riko, Rina, Rudi, Raka, dan Pak Joko.

Ki Gede Pangrango merasa senang dengan enam orang muda itu karena dia melihat ada cahaya yang bersinar dari dalam diri mereka. Cahaya itu menandakan bahwa enam orang muda itu adalah orang-orang yang baik hati dan cinta alam. Ki Gede Pangrango jarang sekali menemukan manusia seperti itu di dunia ini.

0 Response to "Cerita Di Gunung Gede Bagian 2"

Posting Komentar

Kamu dapat membuat post seperti diatas .kirim email ke ucupadwords@gmail.com, tunggu balasan email dari kami.