Cerita Mistis dari Gunung Rinjani

Cerita Mistis dari Gunung Rinjani





Miss Hijab Hyper Project 13
mssluttyvani.nfss.my.id Size: 62.85 MB / Uploaded: 23 Jun 2023, 11:14 pm
Jika tidak mengunduh secara otomatis, klik Unduh lagi. Dan jika linknya rusak, silahkan lapor melalui halaman Formulir Kontak blog ini.

Rian adalah seorang pendaki yang sangat tertarik dengan Gunung Rinjani. Dia selalu mendengar cerita-cerita mistis tentang gunung tersebut dari teman-temannya yang pernah mendaki. Dia ingin membuktikan sendiri apakah cerita-cerita itu benar atau hanya dongeng belaka.

Suatu hari, dia memutuskan untuk mendaki Gunung Rinjani bersama tiga orang temannya, yaitu Raka, Rina, dan Rudi. Mereka memilih jalur Sembalun yang terkenal sebagai jalur yang paling mudah dan cepat untuk mencapai puncak. Mereka berempat berangkat dari Jakarta dengan pesawat dan tiba di Lombok pada sore hari. Mereka kemudian menyewa mobil untuk menuju ke desa Sembalun.

Di desa Sembalun, mereka menginap di sebuah penginapan sederhana yang dikelola oleh seorang bapak tua bernama Pak Udin. Pak Udin adalah seorang penduduk asli Lombok yang sangat mengenal Gunung Rinjani. Dia sering menjadi pemandu bagi para pendaki yang ingin menaklukkan gunung tersebut.

Pak Udin menyambut mereka dengan ramah dan memberikan beberapa tips dan nasihat untuk mendaki Gunung Rinjani. Dia juga memberitahu mereka tentang cerita-cerita mistis yang beredar di kalangan masyarakat Lombok tentang gunung tersebut.

“Anak-anak, Gunung Rinjani itu bukan gunung biasa. Di sana banyak makhluk halus yang bersemayam. Ada ratu jin Dewi Anjani yang tinggal di istana di Segara Muncar. Ada juga pusar gunung Rinjani yang merupakan tempat paling sakral di gunung itu. Jadi, kalau kalian mendaki, kalian harus hati-hati dan sopan. Jangan mengucapkan kata-kata kotor, jangan buang sampah sembarangan, jangan buang air di tempat-tempat terlarang, dan jangan memanggil nama teman kalian sembarangan. Kalau kalian melanggar aturan-aturan itu, bisa-bisa kalian akan mendapat musibah atau malah hilang,” kata Pak Udin dengan serius.

Rian dan teman-temannya mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Pak Udin. Mereka merasa agak takut tapi juga penasaran dengan cerita-cerita itu. Mereka berjanji akan mengikuti semua aturan yang diberikan Pak Udin.

Keesokan harinya, mereka berempat bersiap-siap untuk memulai pendakian. Mereka membawa perlengkapan dan perbekalan yang cukup untuk tiga hari dua malam di gunung. Mereka juga menyewa seorang porter bernama Pak Joko untuk membantu membawa barang-barang mereka.

Mereka berangkat dari desa Sembalun sekitar pukul tujuh pagi. Cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi membuat mereka semangat untuk berjalan menuju ke pos pertama. Di pos pertama, mereka istirahat sebentar dan mengisi air minum di sebuah sumur.

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke pos kedua. Di pos kedua, mereka bertemu dengan beberapa pendaki lain yang juga sedang istirahat. Mereka saling berkenalan dan bercerita tentang pengalaman mereka di gunung.

“Kalian sudah pernah ke Gunung Rinjani sebelumnya?” tanya salah seorang pendaki bernama Dika kepada Rian dan teman-temannya.

“Belum pernah. Ini pertama kalinya kami ke sini,” jawab Rian.

“Kalau begitu, kalian harus hati-hati ya. Gunung Rinjani itu banyak cerita mistisnya. Aku pernah dengar ada pendaki yang hilang karena masuk ke dunia jin,” kata Dika.

“Serius? Gimana ceritanya?” tanya Rina dengan penasaran.

“Katanya sih, ada seorang pendaki yang terpisah dari rombongannya saat mendaki. Dia tersesat dan tidak bisa menemukan jalan kembali. Dia berjalan terus sampai dia sampai di sebuah danau yang indah. Di danau itu, dia melihat ada seorang wanita cantik yang sedang mandi. Wanita itu mengajaknya untuk mandi bersama. Pendaki itu terpesona dan ikut masuk ke dalam danau. Ternyata, wanita itu adalah Dewi Anjani, ratu jin yang berkuasa di Gunung Rinjani. Dia membawa pendaki itu ke istananya di Segara Muncar dan menjadikannya suaminya. Pendaki itu tidak bisa keluar dari dunia jin dan hidup bahagia bersama Dewi Anjani,” cerita Dika.

“Wow, itu kisah yang luar biasa. Tapi, apakah itu benar-benar terjadi?” tanya Rudi dengan skeptis.

“Ya, siapa yang tahu? Mungkin itu hanya dongeng belaka. Tapi, ada juga yang bilang kalau kisah itu benar adanya. Katanya, ada seorang pendaki yang berhasil kembali dari dunia jin setelah bertahun-tahun hilang. Dia bercerita kalau dia pernah menjadi suami Dewi Anjani dan hidup di istananya. Tapi, suatu hari, dia merindukan keluarganya di dunia nyata dan meminta izin untuk pulang. Dewi Anjani mengabulkan permintaannya dengan syarat dia tidak boleh menikah lagi dengan wanita lain. Jika dia melanggar janjinya, dia akan mati seketika,” lanjut Dika.

“Wow, itu lebih luar biasa lagi. Tapi, apakah ada buktinya?” tanya Raka dengan heran.

“Katanya sih, ada buktinya. Pendaki itu membawa cincin emas yang diberikan oleh Dewi Anjani sebagai tanda cinta mereka. Cincin itu memiliki ukiran nama Dewi Anjani dan nama pendaki itu. Cincin itu juga memiliki kekuatan magis yang bisa melindungi pemakainya dari segala bahaya,” tutur Dika.

“Wow, cincin ajaib. Keren banget,” kata Rian dengan kagum.

“Tapi, sayangnya, pendaki itu tidak bisa menepati janjinya. Dia jatuh cinta lagi dengan wanita lain dan menikahinya. Pada hari pernikahannya, dia tiba-tiba mati karena serangan jantung. Cincin emasnya pun hilang entah kemana,” akhir Dika.

“Wow, itu tragis sekali,” kata Rina dengan sedih.

“Iya, memang tragis. Tapi, itulah salah satu cerita mistis dari Gunung Rinjani. Ada banyak cerita lainnya yang tidak kalah menarik dan menyeramkan. Jadi, kalau kalian mendaki Gunung Rinjani, kalian harus berhati-hati dan menghormati makhluk-makhluk yang ada di sana,” pesan Dika.

“Terima kasih atas ceritanya. Kami akan berhati-hati dan menghormati makhluk-makhluk yang ada di sana,” ucap Rian dan teman-temannya.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke pos ketiga. Di pos ketiga, mereka makan siang dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan ke pos empat.

Di pos empat, mereka mendirikan tenda dan bermalam di sana. Mereka berencana untuk bangun pagi-pagi untuk menuju ke puncak gunung.

Malam itu, mereka tidur dengan nyenyak setelah lelah berjalan seharian. Namun, saat mereka tidur, ada sesuatu yang terjadi di luar tenda mereka.

Ada sebuah sosok wanita cantik yang sedang berdiri di dekat tenda mereka. Wanita itu memiliki rambut panjang hitam yang terurai indah di bahunya. Matanya berwarna biru seperti langit dan kulitnya putih bersih seperti salju. Bibirnya merah seperti darah dan senyumnya manis seperti madu.

Wanita itu adalah Dewi Anjani, ratu jin penguasa Gunung Rinjani.


Dewi Anjani datang ke tenda Rian dan teman-temannya karena dia merasakan ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Dia melihat ada seorang pemuda yang sedang tidur di dalam tenda. Pemuda itu adalah Rian.

Dewi Anjani merasa tertarik dengan Rian karena dia melihat ada cahaya yang bersinar dari dalam dirinya. Cahaya itu menandakan bahwa Rian adalah seorang yang berhati baik dan berjiwa besar. Dewi Anjani jarang sekali menemukan manusia seperti itu di dunia ini.

Dewi Anjani mendekati tenda Rian dan membuka resletingnya dengan hati-hati. Dia masuk ke dalam tenda dan melihat Rian yang sedang tidur dengan damai. Dia tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah Rian. Dia mencium kening Rian dengan lembut dan berbisik di telinganya.

“Bangunlah, sayangku. Aku datang untuk menjemputmu. Aku ingin membawamu ke istanaku di Segara Muncar. Aku ingin menjadikanmu suamiku dan hidup bahagia bersamaku selamanya,” kata Dewi Anjani.

Rian terbangun dari tidurnya karena merasakan ada sesuatu yang menyentuh wajahnya. Dia membuka matanya dan terkejut melihat ada seorang wanita cantik yang sedang berada di sampingnya. Dia mengira dia sedang bermimpi.

“Siapa kamu?” tanya Rian dengan bingung.

“Aku adalah Dewi Anjani, ratu jin penguasa Gunung Rinjani. Aku datang untuk menjemputmu, sayangku. Aku sudah lama mengagumimu dari jauh. Aku melihat ada cahaya yang bersinar dari dalam dirimu. Aku merasa kau adalah jodohku yang ditakdirkan oleh Tuhan,” jawab Dewi Anjani.

“Apa? Kamu Dewi Anjani? Kamu ratu jin? Kamu mau menjemputku? Kamu mau menjadikan aku suamimu?” Rian bertanya-tanya dengan tak percaya.

“Ya, sayangku. Itu semua benar. Aku mencintaimu dan aku ingin kau mencintaiku juga. Ayo, bangunlah dan ikutlah denganku. Aku akan membawamu ke istanaku di Segara Muncar. Di sana kita akan hidup bahagia bersama selamanya,” kata Dewi Anjani dengan manis.

“Tapi, aku tidak bisa pergi denganmu. Aku masih punya teman-teman di sini. Aku masih punya keluarga di rumah. Aku masih punya banyak hal yang harus kulakukan di dunia ini,” protes Rian.

“Tidak apa-apa, sayangku. Kau tidak perlu khawatir tentang hal-hal itu. Kau bisa meninggalkan semuanya dan ikut denganku. Aku akan memberimu segala sesuatu yang kau inginkan dan butuhkan di istanaku. Kau akan menjadi raja di sana dan aku akan menjadi ratumu. Kita akan saling mencintai dan menghormati satu sama lain. Kita akan menjadi pasangan yang sempurna,” bujuk Dewi Anjani.

Rian merasa bimbang dan bingung. Dia tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi, dia merasa tergoda oleh tawaran Dewi Anjani yang sangat menggiurkan. Dia tidak bisa menyangkal bahwa Dewi Anjani adalah wanita yang sangat cantik dan menawan. Dia juga merasa ada sesuatu yang menariknya ke arah Dewi Anjani.

Tapi, di sisi lain, dia merasa tidak bisa meninggalkan teman-temannya yang sudah bersama-sama dengannya selama ini. Dia juga merasa tidak bisa meninggalkan keluarganya yang sudah membesarkannya dengan kasih sayang. Dia juga merasa tidak bisa meninggalkan dunia ini yang masih banyak menyimpan misteri dan keindahan.

Dia bingung harus memilih antara cinta dan kewajiban, antara dunia jin dan dunia nyata, antara Dewi Anjani dan dirinya sendiri.

“Aku… aku tidak tahu… aku bingung…” gumam Rian.

“Jangan bingung, sayangku. Percayalah padaku. Aku akan membuatmu bahagia. Aku akan memberimu cinta yang tidak pernah kau rasakan sebelumnya. Aku akan memberimu kehidupan yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya. Aku akan memberimu segalanya. Ayo, ikutlah denganku. Jangan ragu-ragu lagi. Ini adalah kesempatanmu untuk mendapatkan semua yang kau inginkan,” rayu Dewi Anjani.

Dewi Anjani kemudian mengulurkan tangannya ke arah Rian. Dia menatap Rian dengan tatapan yang penuh dengan harapan dan cinta.

“Apa kau mau ikut denganku, sayangku?” tanya Dewi Anjani.

Rian menatap Dewi Anjani dengan tatapan yang penuh dengan kebingungan dan ketakutan.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Rian dalam hati.


Related Posts